Renungan Awal Tahun (I)

Setiap hari, di kantor gw kerja, selalu ada doa pagi bersama semua amilin/amilat di musholla kantor. Nah, Senin kemarin bertepatan dengan hari pertama di tahun baru masehi, seorang rekan membacakan sebuah sajak yang kalo gue bilang: Nampol Benerrr......

Sajaknya sederhana. Mudah dicerna. Tapi kalo diresapi lebih jauh lagi, bener-bener tertampar rasanya. Tahun baru yang udah identik dengan pesta kembang api, bakar-bakaran (ikan, jagung, ayam, makanan maksut gue. :p), jalan-jalan ke luar kota, sungguh bukan sebatas itu ritual seharusnya. Malu gue baca puisi ini. :| Alhamdulillah, masih bisa dapet muhasabah di awal tahun.

Let's check it out, Pals!


PUISI KEHIDUPAN
(Chairil Anwar)

Hari hari lewat, pelan tapi pasti..
Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru..
Karena aku akan membuka lembaran baru..
Untuk sisa jatah umurku yang baru..

Daun gugur satu-satu..
Semua terjadi karena ijin Allah..
Umurku bertambah satu-satu..
Semua terjadi karena ijin Allah..

Tapi.. coba aku tengok kebelakang..
Ternyata aku masih banyak berhutang..
Ya, berhutang pada diriku..
Karena ibadahku masih pas-pasan..

Kuraba dahiku..
Astaghfirullah, sujudku masih jauh dari khusyuk..
Kutimbang keinginanku.. Hmm.. masih lebih besar duniawiku..

Ya Allah..
Akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Akankah aku masih merasakan rasa ini pada tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Masihkah aku diberi kesempatan?
Ya Allah..

Tetes airmataku adalah tanda kelemahanku..
Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku..

Astaghfirullah..

Jika Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan..
Ijinkan hambaMu ini, mulai hari ini lebih khusyuk dalam ibadah…
Timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang..
Sehingga hamba bisa sempurna sebagai khalifahMu…

Hamba sangat ingin melihat wajahMu di sana..
Hamba sangat ingin melihat senyumMu di sana..

Ya Allah, ijinkanlah...


Comments

Popular posts from this blog

Mind Mapping

One Way to Stay Sane

Fashion 70's