Workaholic

Workaholic

A workaholic is a person who is addicted to work.

The term generally implies that the person enjoys their work; it can also imply that they simply feel compelled to do it. There is no generally accepted medical definition of such a condition, although some forms of stress, obsessive-compulsive personality disorder and obsessive-compulsive disorder can be work-related.

Workaholism is not the same as working hard. Despite logging in an extraordinary amount of hours and sacrificing their health and loved ones for their jobs, workaholics are frequently ineffective employees.


Workaholic adalah orang yang kecanduan untuk bekerja.

Istilah ini umumnya menyiratkan bahwa orang tersebut menikmati pekerjaan mereka, tetapi juga dapat berarti bahwa mereka hanya merasa terdorong untuk melakukannya. Tidak ada definisi medis yang berlaku umum dari kondisi seperti ini, meskipun beberapa bentuk gangguan stres, kepribadian obsesif-kompulsif dan obsesif-kompulsif dapat berkaitan.

Gila kerja yang tidak sama dengan bekerja keras. Meskipun menghabiskan jumlah jam kerja yang luar biasa dan mengorbankan kesehatan mereka dan orang-orang terkasih untuk pekerjaan mereka, workaholics sering kali adalah karyawan yang tidak efektif.


----------------------------------------------------------------------------------------------

Selama ini kita semua pasti udah sering denger kata workaholic. Disadari atau tidak disekitar lingkungan kita bekerja mungkin kita bisa menemukan tipikal-tipikal orang yang gila kerja seperti definisi di atas tadi. Nah, sama seperti yang sepertinya ada di lingkungan kerja gw saat ini. Entah sebenernya karena pekerjaan yang mereka lakukan sekarang ini memang bersifat project atau mengejar deadline, tapi gaya bekerja mereka (kalo gue bilang sih) memang mengindikasikan bahwa mereka adalah workaholic. (sotoy dwi sotooyy....) Kurang tau juga sih gimana gaya hidup mereka kalo lagi terbebas dari project/deadline. Tapi pada intinya saat ini gue mau membahas tentang workaholic ini,, *prolognya kelamaan yak. hahaha,, :))*


Baiklaah... mari kita bahas lebih dalam lagi.


Sebenernya apa sih yang dimaksud workaholic? Menurut deifinisi dari wikipedia tadi dan beberapa artikel yang gw baca, workaholic adalah suatu kondisi dari seseorang yang mementingkan pekerjaan secara berlebihan dan melalaikan aspek kehidupan yang lain (nah!).

Kalo dalam media massa workaholic adalah istilah untuk orang-orang yang gemar bekerja berlebihan sampai melupakan seluruh aspek kehidupannya. Workaholic juga dapat ditujukan untuk mereka yang mendapatkan kepuasan dari melakukan pekerjaannya ataupun mereka yang memprioritaskan pekerjaan di atas hal yang lain.



Seperti aholic yang lain, workaholic mempunyai kecanduan yang tidak sehat, dalam hal ini adalah kecanduan kerja, mengejar karir dan mengangggap mereka adalah satu-satunya yang bisa mengerjakan pekerjaan dengan benar. Arogan juga ya kedengerannya.

Seorang yang workaholic akan menghabiskan sebagian besar hidupnya di tempat kerja atau membawa pulang pekerjaan mereka ke rumah, mereka kurang percaya untuk mendelegasikan tugas, mereka hanya memiliki waktu yang sedikit untuk kehidupan pribadi mereka, keluarga dan melakukan relaksasi. (Waini nih, ini yang sekarang gw liat di lingkungan kerja gw nih). Keseimbangan bukan suatu keinginan yang lebih baik. Tapi membutuhkan keseluruhan mental, spiritual, fisik, dan kesehatan emosional.

Kalo diliat sekilas si kayanya workaholic ini ini terlihat baik-baik aja ya, cuma seperti salah satu bentuk kerja keras aja, tapi sebenarnya dapat menganggu kehidupan pribadi ataupun sosial kita loh. Ayok kenali dan atasi segera!


Am i workaholic?

Banyak kriteria yang digunakan untuk memberi batasan suatu workaholic. Dari berbagai macam buku yang telah mengupas workaholic juga tidak ditetapkan suatu batasan yang sama. Akan tetapi, kriteria dibawah ini dapat menjadi panduan buat kita untuk mengetahui apakah kita termasuk dalam tipe workaholic atau tidak:

  1. Apakah aku senang bekerja dibandingkan melakukan hal yang lain?
  2. Apakah aku akan datang bekerja sewaktu aku bisa, juga akan datang bekerja karena dipanggil atasan walaupun aku sebenarnya tidak bisa?
  3. Aku senang membawa pekerjaan ke tempat tidur, hari libur, bahkan saat sedang bertamasya?
  4. Aku lebih senang berbicara tentang topik pekerjaan?
  5. Aku senang bekerja lebih dari 40 jam?
  6. Bahkan hobiku adalah mencari uang?
  7. Aku adalah orang yang bertanggung jawab penuh atas pekerjaan, karena aku suka melihat hasil dari usahaku?
  8. Keluarga atau temanku sudah tahu bahwa aku akan selalu telat jika ada janji dengan mereka?
  9. Karena takut tidak selesai, aku rela kerja lebih keras?
  10. Aku tidak suka bahkan menganggap sepele suatu proyek yang berjalan terlalu lama dan ribet?
  11. Aku percaya lembur adalah hal yang menyenangkan asalkan kita suka melakukan pekerjaan kita?
  12. Aku tidak suka jika orang lain tidak memprioritaskan pekerjaan mereka?
  13. Apakah aku takut jika aku tidak bekerja keras, aku akan diturunkan jabatan bahkan dipecat?
  14. Aku sangat mengkhawatirkan masa depan walaupun apa yang berjalan sekarang sudah bagus adanya?
  15. Aku senang menilai sesuatu dengan rasa semangat dan rasa kompetitif bahkan untuk sebuah permainan?
  16. Aku tidak suka jika orang lain menyuruhku untuk berhenti bekerja walaupun untuk istirahat?
  17. Aku pernah menyakiti keluarga ataupun hubungan lainnya?
  18. Terkadang aku berpikir tentang pekerjaan ketika menyetir, ketika mau tidur ataupun ketika orang lain sedang berbicara?
  19. Aku suka bekerja atau membaca sewaktu makan?
  20. Percayakah aku bahwa uang mengatasi segalanya?
Jika ada jawaban YA untuk minimal TIGA pertanyaan, mungkin kita cenderung telah termasuk dalam workaholic... (Laaah.... gue banyak banget ini iya nya. -,-)


Apa saja kebiasaan seorang workaholic?

Kebiasaan seorang workaholik dapat dijabarkan menjadi lima kebiasaan utama:

1. Hanya berpikir untuk bekerja
Seorang workaholik hanya berpikir keras untuk menyelesaikan pekerjaannya. Ketika pekerjaan tersebut penting, maka mereka tidak segan-segan untuk bekerja di rumah. Mereka cenderung jarang berinteraksi dengan keluarga apalagi untuk bersosialisasi dengan orang lain. Biasanya seorang workaholik tidak akan menggunakan cuti sakit ataupun cuti berlibur. Mereka akan terus menjaga kesehatan untuk menghindari sakit. Jika berlibur, mereka tidak akan lupa untuk membawa sedikit pekerjaan untuk dikerjakan kemudian.
2. Kurang percaya untuk mendelegasikan tugas
Seorang workaholic tidak nyaman untuk mendelegasikan tugas begitu saja tanpa kontrol langsung darinya. Bahkan waktunya dihabiskan untuk mengontrol pekerjaan mereka yang seharusnya didelegasikan dan dipercayakan kepada orang lain.
3. Melupakan aspek lain di dalam hidup
Tentu saja prioritas utama seorang workaholik adalah pekerjaan. Seorang workaholic bisa saja melupakan agenda penting didalam hidupnya untuk bekerja, seperti kelahiran anaknya ataupun kematian orang yang dikasihinya.
4. Semua jadi satu dalam pekerjaan
Bahkan seorang workaholic bisa membuat hobi mereka, waktu untuk mereka bersenang menjadi suatu bisnis alias lahan pekerjaan mereka. Tidak jarang seorang workaholik menggabungkan kehidupan cintanya dengan pekerjaan.
5. Denial
Workaholik juga merupakan suatu candu. Sebagaimana pecandu lain, mereka akan menyembunyikan kecanduan mereka dan berpura-pura bukan sebagai seorang pecandu. Demikian juga dengan workaholik. Seringkali di dalam liburan, seorang workaholik akan mengatakan bahwa ia perlu istirahat dan tidur dan menyuruh yang lain untuk bersenang-senang. Namun hal tersebut dilakukannya agar ia dapat melakukan pekerjaannya.


Workaholic, Untung atau Rugi?
  1. Seorang workaholik sering kali kesulitan untuk bersantai sejenak. Mereka merasa harus mengerjakan beberapa pekerjaan supaya dapat merasa lebih baik. Yang menjadi masalah adalah kesenangan tersebut tidak terpuaskan begitu saja karena workaholik akan berpikir untuk terus menerus bekerja. Dalam ilmu psikiatri hal ini disebut sebagai obsesif kompulsif bekerja. Mereka menjadi tidak bisa mengontrol pola hidup mereka sendiri.
  2. Seorang workaholik hanya melakukan usaha untuk mencapai sesuatu yang diharapkan, namun mereka tidak pernah berpikir mengapa mereka mau mengerjakannya dan apakah hal itu perlu untuk diri mereka sendiri.
  3. Mereka merasa harus mengerjakan tugas walaupun mereka tidak mau, karena mereka benar-benar merasa takut untuk berhenti.
  4. Menyelesaikan tugas begitu penting bagi mereka dibandingkan relax atau santai sejenak. Mereka tidak dapat berkonsentrasi terhadap suatu tugas namun mereka tidak pernah mau melepaskannya. Singkatnya, apapun yang terjadi, mereka akan sulit menyerah walaupun untuk istirahat sejenak.
  5. Mereka masih berpikir apakah orang lain memikirkan kinerja mereka.
  6. Mereka jadi menganggap diri mereka orang yang hebat, sedangkan orang di sekitar mereka menjadi tidak berguna.
  7. Tidak pernah puas, jujur, ataupun untuk menerima diri mereka apa adanya.
  8. Sering melupakan keperluan diri mereka sendiri dan melaksanakan perintah orang lain seringkali dengan alasan otoritas.
  9. Mereka sangat ambisius untuk terus mengungkap dunia namun mereka tidak pernah mau mengungkapkan diri mereka jika sedang berada dalam kesedihan ataupun suatu situasi yang menyebabkan mereka melepaskan pengaruh mereka.
  10. Mereka selalu menutupi ketakutan dan kelemahan mereka.
  11. Menghakimi diri mereka bahwa bekerja yang baik akan menghasilkan hasil yang baik dan bagus buat mereka.
  12. Tidak akan pernah duduk diam karena menunggu merupakan hal yang sangat melelahkan dan mereka nyaman untuk bersifat perfeksionis.
  13. Sering bekerja lebih keras untuk mendapat pujian dari bawahan ataupun atasan agar mereka merasa lebih baik.
  14. Merasa bahwa orang akan menyukai mereka jika mereka kompeten, mampu bertindak lebih ataupun bekerja lebih cepat, orang lain tidak akan pernah untuk menyukai mereka apa adanya.
  15. Mereka lari dari perasaan mendasar dari nurani mereka sehingga mereka jarang merasakan sesuatu yang murni dalam hidup seperti cinta.
Dilihat dari uraian diatas memang lebih banyak kerugian yang kita dapatkan. Walaupun begitu, workaholic juga memiliki efek yang baik untuk perusahaan, karena seorang workaholic dapat memberikan suatu keuntungan bagi perusahaan. -_______-"


Bagaimana mengatasi ini semua?

Keseimbangan sangat dibutuhkan oleh seorang workaholic, lalu bagaimanakah cara untuk mendapatkan keseimbangan bagi seorang yang sudah kecanduan kerja, coba lakukan langkah mundur dalam kehidupan Anda, apakah Anda mengorbankan sisi lain dari kehidupan Anda karena waktu dan perhatian Anda dihabiskan untuk bekerja. Jika Anda hanya mengejar masalah keuangan yang sifatnya jangka pendek dan mengabaikan tujuan jangka panjang yaitu hubungan dengan pasangan dan anak-anak jika itu yang terjadi Anda perlu memikirkan kembali tujuan prioritas Anda. Pastinya Anda bertanya-tanya pada diri sendiri Anda bekerja keras untuk kepentingan keluarga, jujur saja apakah disana ada keseimbangan waktu yang Anda gunakan untuk masing-masingnya?

Ada beberapa tips yang bisa di gunakan untuk mengatasi workaholic:

  1. Menetapkan batasan jam dan perhatian Anda pada pekerjaan. Hidup Anda tidak hanya untuk bekerja. Perusahaan juga tidak menginginkan Anda menjadi penghuni tetap kantor.
  2. Carilah waktu yang tepat dan berkualitas untuk hubungan pribadi dan hiburan. Setiap manusia tidak pernah bisa hidup sendiri tanpa bantuan dan perhatian dari orang lain. Cobalah untuk bersosialisasi di luar lingkungan kantor.
  3. Gunakanlah kreatifitas Anda untuk mencapai prestasi selain bekerja. Kembangkan wawasan Anda, banyak ilmu yang bisa Anda dapatkan dari lingkungan sekitar Anda. Mungkin ilmu tersebut nantinya dapat menunjang pekerjaan Anda juga.
  4. Pekalah terhadap kebutuhan keluarga dan teman-teman Anda. Jangan sampai Anda mendapat sebutan ‘habis manis sepah dibuang’ karena Anda hanya kembali ke keluarga atau pun teman dikala Anda sedang susah, jika Anda sedang dalam keadaan senang Anda kembali disibukkan oleh pekerjaan.
  5. Berolahragalah untuk kesehatan Anda. Terlalu banyak bekerja akan menimbulkan efek yang tidak baik bagi tubuh. Lakukanlah olahraga kecil saat bangun tidur jika Anda tidak memiliki waktu khusus olahraga di luar.
  6. Terbuka dan jujur terhadap orang lain. Orang-orang di sekitar Anda akan bersedia menjadi pendengar yang baik untuk Anda. Itu lah salah satu fungsi dari bersosialisasi.
  7. Menyadari bahwa kita ini manusia biasa yang mempunyai kelemahan dan kelebihan. Tidak ada manusia yang sempurna. Segiat apa pun Anda bekerja pasti akan tetap ada kekurangannya. Yang penting Anda sudah berusaha semampu Anda. Jangan pernah memaksakan diri untuk menjadi sempurna.
  8. Meningkatkan sisi rohani kita dengan banyak berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ketika kita mencapai keseimbangan gaya hidup, kita akan lebih mudah mencapai ketenangan batin yang kita perjuangkan untuk kepentingan orang-orang yang kita cintai
Delapan langkah ini merupakan langkah dasar agar kita dapat menerima diri kita sendiri dan orang lain. Segala sesuatu yang berlebihan tentunya tidak baik. Jadi, marilah kita memulai untuk menyadari kemampuan diri kita dan menikmati hidup.

Tuuh.... mari menikmati hidup fren.... :)


-----------------------------------------------------

References:

http://en.wikipedia.org/wiki/Workaholic
http://www.tanyadok.com/kesehatan/apakah-anda-seorang-workaholic
http://id.jobsdb.com/ID/EN/Resources/JobSeekerArticle/Tips%20karir,%20workaholic?ID=450

Comments

Popular posts from this blog

Mind Mapping

One Way to Stay Sane

Fashion 70's